Cilegon, (Beritain) – Untuk meningkatkan kapasitas lokal dalam mengimplementasi Waste To Energy di Indonesia, Resilience Development Initiative (RDI) bersama University Of Queensland menggelar Capacity Building #2, yang bertajuk “Identifikasi Resiko Teknis RDF dan Study Tour ke RDF TPSA Bagendung Cilegon”, di salah satu hotel di Kota Cilegon, Rabu, (20/09/2023).
Kegiatan tersebut didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Turut dihadiri langsung oleh Walikota Cilegon Helldy Agustian, Koordinator Investasi dan Kerjasama Bioenergi Kementerian ESDM Trois Dilisusendi dan Deputy Programe Manager Resilience Development Initiative (RDI) Danang Azhari.
Dalam kesempatan itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian menyampaikan bahwa sebelumnya metode penanganan sampah di Kota Cilegon dengan cara dibakar. Namun beberapa waktu lalu, cara tersebut menjadi bencana karena terjadi kebakaran hebat selama berhari-hari.
“Sejak tahun 2021 cara pembakaran itu berhasil kami ubah dengan mengkonversi sampah menjadi sumber energi melalui kerjasama dengan PLTU Suralaya,” kata Helldy.
Helldy mengatakan meskipun Kota Cilegon termasuk daerah yang dijadikan percontohan sebagaimana dinyatakan dalam Perpes No 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PLTSa), ia dan jajarannya berinisiatif bisa mengembangkan sampah menjadi energi.
“Alhamdulillah kami telah berhasil mengubah sampah menjadi energi. Sudah banyak kota/kabupaten lain belajar terkait pengelolaan sampah ini,” ujarnya.
Atas keberhasilannya itu, dikatakan Helldy, Pemkot Cilegon akan mendapatkan bantuan dari Bank Dunia untuk meningkatkan kapasitas produksi co firing menjadi 120 ton dari semula hanya 1,5 ton dan kini sudah meningkat menjadi 30 ton atas bantuan dari PLN.
“Insya Allah bulan depan kita akan mendapatkan bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp 120 miliar, sehingga kapasitas produksi akan meningkat menjadi 400 ton perhari. Kami yakin di tahun 2025 Kota Cilegon akan defisit sampah,” jelasnya.
Sementara itu, Deputy Programe Manager Resilience Development Initiative (RDI) Danang Azhari memberikan apresiasi atas keberhasilan Pemerintah Kota Cilegon dalam mengatasi permasalahan sampah.
“Saya sangat mengapresiasi Kota Cilegon, meskipun tidak di tunjuk dalam perpres namun telah berhasil mengatasi permasalahan sampah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Danang juga mengungkapkan bahwa kegiatan Capacity Buliding merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahunnya.
“Tahun ini menjadi yang kedua dimana sebelumnya kita sudah laksanakan kegiatan serupa, dan alhamdulilllah di tahun ini untuk jumlah peserta meningkat menjadi 70 orang yang sebelumnya hanya 50 orang,” pungkasnya.
Diketahui, RDI mengusung inovasi berupa Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengatasi permasalahan sampah, dimana dalam teknik pengelolaannya melibatkan konversi sampah domestik organik dan anorganik yang dapat dijadikan sebagai sumber energi untuk digunakan dalam pembakaran di PLTU, industri semen, industri tekstil, serta industri lainnya melalui proses Homogenizers dan Biodrying.
Inovasi tersebut merupakan salah satu bentuk terobosan Waste-to-Energy yang mana selain dapat mengurangi timbulan akhir sampah, RDF dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan sumber energi berbasis fosil. Dalam konteks ini, Cilegon menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang telah berhasil mengubah sampah menjadi Energi yakni mengubah sampah menjadi co firing. (Sari/Red).